Pengembangan Media Presentasi Prezi

Selamat Datang di dunia maya dengan beragam fitur tampilan dan desain yang teknologis ditawarkan kepada anda melalui platform Prezi. Nah, kali ini saya akan memberikan suatu gambaran kecanggihan teknologi yang telah mengalami innovasi dari Powerpoint menjadi Presentation Eazy Prezi Online.

Baik, kali ini saya akan menjelaskan tentang Pengembangan Media Presentasi Prezi yang ada pada gambar berikut dapat anda perhatikan secara visual yang mampu memberikan penguatan pada user interface atau kita sebut saja main screen (layar utama) dengan kemampuan zoomingnya saat dipresentasikan dengan gambar background yang futuristis dan mendunia.



Kesederhanaan tampilan layar menjadi poin penting untuk memberikan kesan yang simple dan dinamis terlebih untuk kegiatan interaktif dalam menunjukkan performa yang mengarah pada kepraktisan teknologisnya.
Slide pada tampilan layar utama tersebut hanya terkesan ada 6 point saja yang ingin diperlihatkan. Namun, pada bagian-bagian tertentu di dalam slide tersebut terdapat pemadatan beberapa slide yang dipadukan dengan gambar, video, teks, dan beragam fitur yang disediakan untuk memberikan efek dimensi yang berbeda pada area zoomingnya.


Tentunya anda tidak ingin saat keberlangsungan kegiatan presentasi yang terkadang dapat mengganggu fokus peserta (audience) dengan membuka-tutup slide presentation dan membuka folder dibagian lain untuk menampilkan video, serta memindahkan tampilan desktop lalu membuka web browser untuk mengakses link secara manual dan kembali lagi ke slide presentasi dengan wajah kebingungan untuk menampilkan presentasi lanjutannya dari sebelumnya namun mulai membukanya lagi dari awal presentasi itu. (Pengalaman para presenter seperti ini sering kita lihat dalam event tertentu, lalu pesertanya menunggu dan beberapa mungkin meminta tolong bagikan link materinya tetapi materi tersebut terlalu besar kapasitasnya untuk dibagikan atau terlalu berat resolusinya untuk melakukan transisi pada setiap slide yang dipilih, dan seterusnya misalkan seperti ingin menunjukkan jumlah slide presentasinya yang sampai puluhan halaman pada saat di awal memulainya).



Kesan kesederhanaan yang elegan pada presentasi itu penting untuk terlihat diawalnya oleh audience, karena itu dapat menenangkan jiwa mereka sebelum dicekokin berbagai informasi yang mungkin akan terlihat membosankan dan mungkin terkesan terlalu terbebani saat melihat kompleksitas materi tersebut dengan jumlah slide yang mungkin sampai puluhan padahal isinya kebanyakan gambar yang mungkin kurang relevan dengan poin presentasinya. Yah, begitulah kesan kompleksitas materi pada umumnya untuk first impression yang sering terjadi pada mindset kita selama ini teman-teman.
Adanya logo pada console utama presentasi menguatkan kesan bahwa presentasi itu dilakukan dengan brand atau identitas yang jelas dan gambaran umum akan apa yang hendak disajikan di bagian poin selanjutnya merupakan 50% penerimaan pesan yang presisi untuk dapat diterima secara visual.


Memberikan sambutan berupa sapaan pada awal slide merupakan suatu kehormatan yang diberikan kepada audience sehingga kesan penerimaan untuk mereka terlibat (engagement) itu secara psikologis dapat meningkatkan eksistensinya dalam suatu event yang diberikan walaupun itu via virtual dari slide.



Kepraktisan poin-poin sajian yang ingin dijelaskan itu juga merupakan kunci utama dalam memberikan informasi maupun konformasi yang efektif dan efisien dengan menempatkannya dalam skala prioritas komponen yang lebih utama diberikan secara lebih rinci lagi dan mengurutkannya secara sistematis.



Take action, seperti itulah pada bagian tertentu performa yang ingin ditunjukkan dari suatu presentasi yang menggunakan perpaduan dimensi ruang dan transisi (flipped) di bagian yang ingin ditampilkan secara rinci namun kemampuan itu tidak mendiskreditkan essensi dari pesan yang ingin disampaikan kepada audiencenya.



Pada bagian zooming area, kita akan membahas bagaimana kemampuan ruang (spatial) yang dimiliki oleh presenter mampu memukau audience dengan cara akrobatik transisi poin-poin yang disampaikan melalui gambar dengan berbagai skala yang ingin disampaikan secara zoom in atau zoom out untuk menghantarkan audience seolah-olah menembus kedalam kanvas presentasi tersebut dan melakukan touring pada tampilan layar hasil pembesaran seperti suatu roadmap dalam suatu rangkaian perjalanan slide itu sendiri yang memberikan kesan 3D animation dan adanya automation pada jalur (path) yang di zoom in atau zoom out pada suatu gambar di dalam gambaran yang lebih besar lagi dengan memberikan spasi ruang antar gambar yang lebih kecil dengan gambar yang lain untuk zooming area tersebut.


Nah, ini dia yang paling mahal dari suatu presentasi yaitu ide yang diberikan dengan pesan yang dirancang secara sistemik dan sistematis sesuai dengan kebutuhan dari audience dengan memperlihatkan sumber informasi yang aktual, dinamis, dan kredibel bisa menjadi beban moral yang cukup tinggi dalam hal komunikasi visual pesan yang ditawarkan untuk disesuaikan dengan kebudayaan ataupun nilai moral (value) yang dianut oleh audience yang akan menangkap pesan tersebut melalui media ini. Terkadang ide yang brillian saja tidak cukup kuat untuk mendiseminasikannya ke khalayak umum jika kemampuan visual presenternya tidak dapat menjangkau value yang ada pada audience tersebut. Distorsi itu akan menjadi gap yang sulit untuk dilalui para presenter jika pesan visual yang diberikan tidak sesuai dengan value yang dimiliki oleh audiencenya.
Dalam hal ini, presenter hendaknya dibantu oleh moderator yang memahami gap tersebut sehingga tidak terjadi suatu pergeseran value yang signifikan antara komunikator dan komunikannya yang dapat membiaskan pesan dari presenter tersebut. Untuk situasi tersebut, diharapkan peran moderator yang seyogianya cukup handal dan tanggap dalam membaca situasi saat terjadi jeda komunikasi yang mungkin akan membuat kekosongan ide dari presenter tersebut menjadi nyata disaat audiencenya semakin tidak memahami pesan visual yang disampaikan tersebut baik secara verbal maupun non-verbal. Kompetensi moderator dibutuhkan untuk dapat menyamakan persepsi ide baik dari presenter maupun audience tersebut ketika terjadi gap dalam diskusi yang cukup krusial pada kerentanan ide itu sendiri yang dapat terjadi kapan saja tanpa adanya persiapan sebelumnya. Moderator itu seperti mengikuti dua bahkan lebih alur pikiran sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menjadikan moderator sebagai juru kunci dari suatu kegiatan seperti webinar dan sejenisnya.
Namun dalam hal ini, ide tetap dapat terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan perkembangan manusianya dari generasi ke generasi yang dinamis terhadap mindset yang mengarah pada kepraktisan teknologis dan value dari smart society yang berinnovasi dan berkontribusi untuk mengembangkan skill dan dedikasi yang baik terhadap kemajuan berpikir, teknologi, dan kebudayaan.


Terima kasih dan salam hormat dari saya Andromeda Valentino Sinaga, S.S, M.Pd dari Universitas Negeri Makassar 2020.

Coming Soon...


Comments

Popular posts from this blog

Semantics Module for University Student

Aktualisasi Latsar Dikti CPNS Golongan III Angkatan V tahun 2019